KIMIA ORGANIK I
ATOM DAN MOLEKUL DALAM KIMIA ORGANIK
PENDAHULUAN
Sejarah kimia organik diawali sejak pertengahan abad ke-17,awalnya tidak dapat dijelaskan perbedaan antara senyawayang diperoleh dari organisme hidup dengan senyawa yang dari bahan mineral.Seorang ahli kimia dari Swedia Torbern Bergman, tahun 1770 menjelaskan antara perbedaan senyawa organik dan anorganik. Senyawa yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan sangat diisolasi. Ketika dapat dimurnikan ,senyawa-senyawa yang diperoleh dari bahan-bahan mineral.
Sekitar tahun 1850, kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari benda hidup sehingga timbul istilah organik. Definisi ini mulai usang sekitar tahun 1900. Pada saat itu, ahli kimia mensintesa senyawa kimia baru di laboratorium, dan banyak dari senyawa baru ini tak mempunyai hubungan dengan benda hidup. Pada saat ini, kimia organik didefenisikan sebagai kimia senyawa karbon.
Penjelasan
ini sebagai perbedaan antara senyawa organik dan anorganik. senyawa
organik diartikan sebagai senyawa kimia yang diperoleh dari makhluk
hidup.
Semua organisme hidup tersusun atas senyawa-senyawa organik contohnya
rambut,kulit ,otot,keringat ,obat dan sbg, semuanya merupakan senyawa
orgnik
banyak
ahli kimia yang hanya menjelaskan perbedaan senyawa organik dan senyawa
anorganik , dalam hal ini senyawa organik harus mempunyai energi vital
sebagai hasil dari keaslian mereka dalam tubuh makhluk hidup. Teori
vitalitas mengalami perubahan ketika Michael Chevreul (1816)
menemukan sabun sebagai hasil reaksi antara asam basa dengan lemak
hewani . Lemak hewani dapat dipisahkan dalam beberapa senyawa organik
murni yang disebut dengan asam lemak.
Kimia mempelajari materi
dan sifat-sifatnya. Belajar kimia secara bermakna memerlukan pemahaman
keterkaitan kajian konsep dari tiga aspek, yaitu: aspek makroskopis
(sifat-sifat yang dapat diamati), aspek partikulat (mikroskopis) yakni atom
atau molekul sebagai pembawa sifat zat, dan aspek simbolik (Johnston 1991 dalam
Gabel, 1999). Pembelajaran kimia pada
tingkat-tingkat awal persekolahan cenderung hanya mengajarkan aspek
makroskopis, sementara aspek partikulat
dan simbolik secara bertahap baru dapat dimulai saat anak memasuki fase
operasional formal (usia sekitar 11 tahun).
Guru hendaknya mampu merancang pembelajaran kimia pada tingkat
pendidikan dasar. Pengenalan aspek
partikulat dan simbolik untuk melengkapi kajian aspek makroskopis dengan mulai dari contoh zat-zat sederhana di
sekitar siswa dapat mulai dilakukan pada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP), mengingat siswa sudah mulai belajar abstraksi. Dori, et al. (dalam Gabel 1999) menemukan
bahwa banyak guru kurang memahami dan tidak mempertimbangkan pentingnya
pemaduan ketiga aspek kajian tersebut .
Struktur Elektron dari Atom
Unsur-unsur yang paling penting bagi ahli kimia organik adalah karbon,hidrogen,oksigen, dan nitrogen. Keempat unsur ini ada di kedua periode pertama dari susunan berkala dan elektronnya terdapat dalam dua kulit elektron yang terdekat ke inti. Setiap kulit elektron berhubungan dengan sejumlah energi tertentu. Elektron yang dekat ke inti lebih tertarik oleh proton dalam inti daripada elektron yang lebih jauh kedudukannya. Kulit elektron yang terdekat ke inti adalah kulit yang terendah energinnya, dan elektron dalam kulit ini dikatakan berada pada tingkat energi pertama. Elektron dalam kulit kedua, yaitu pada tingkat enenrgi kedua, mempunyai energi yang lebih tinggi daripada elektron pada tingkat pertama, begitu juga seterusnya.
A. Struktur Atom
A. Struktur Atom
Suatu atom dapat dijelaskan dengan nomor atom (Z) yang
menggambarkan jumlah proton dalam inti atom, dan nomor massa (A) yang
menggambarkan jumlah total proton dan neutron. Setiap atom dalam senyawa apapun
memiliki nomor atom tetap, misalnya 1 untuk hidrogen, 6 untuk karbon, 17 untuk
klorida, dan sebagainya, tetapi mereka dapat memiliki nomor massa berbeda
tergantung berapa banyak neutron yang dimilikinya. Atom-atom yang memiliki nomor
atom sama tetapi nomor massa berbeda disebut isotop.
B. Orbital Atom
Tiap kulit elektron suatu atom di bagi menjadi orbital atom. Orbital atom adalah bagian dari ruang di mana kebolehjadian ditemukannya sebuah elektron dengan kadar energi yang khas adalah tinggi (90-95%). Rapat elektron adalah istilah lain yang di gunakan untuk menggambarkan kebolehjadian di temukannya elektron pada titik tertentu, rapat elektron yang lebih tinggi, berarti kebolehjadiannya lebih tinggi, sedangkan rapat elektron yang lebih rendah berarti kebolehjadiannya juga rendah.
Berdasarkan model mekanika kuantum atom, perilaku
spesifik dari suatu atom dapat dijelaskan menggunakan persamaan gelombang.
Persamaan tersebut pada awalnya digunkan untuk menjelaskan pergerakan gelombang
pada benda cair. Penyelesaian persamaan gelombang disebut fungsi gelombang atau
orbital, dilambangkan dengan huruf Yunanai psi (ψ).
Ketika fungsi gelombang dikuadratkan (ψ2), orbital menjelaskan volume ruang di sekeliling inti
di mana elektron paling mungkin ditemukan.
Terdapat empat macam orbital yang berbeda,
dilambangkan dengan orbital s, p, d, dan f. Dari keempat orbital tersebut, kita
hanya akan mempelajari secara mendalam orbital s dan p, karena kedua orbital
tersebut paling penting dalam kimia organik. Orbital s berbentuk sferis (bola), dengan inti berada di
pusat. Orbital p berbentuk halter.
Orbital elektron diatur dalam sel-sel yang berbeda,
didasarkan pada peningkatan ukuran dan energi. Sel yang berbeda mengandung jumlah
dan macam orbital yang berbeda pula. Masing-masing orbital berisi sepasang
elektron. Sel pertama hanya mengandung orbital s saja, diberi lambang 1s,
artinya pada sel ini hanya terdapat 2 elektron. Sel kedua terdapat satu orbital s (2s) dan
tiga orbital p (2p), sehingga ada delapan elektron yang dapat mengisi sel ini. Sel
ketiga berisi satu orbital s (3s), tiga orbital p (3p), dan lima orbital d (3d),
jadi total elektron ada delapan belas.
Jari-jari Atom dan Keelektronegatifan
A. Jari-jari Atom
Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan
menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga
pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti
antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Jari-jari atom berubah-ubah bergantung pada besarnya tarikan antara inti dan elektronnya. Semakin besar tarikan, semakin kecil jari-jari atomnya. Faktor yang mempengaruhinnya yaitu jumlah proton dalam inti dan jumlah kulit yang mengandung elektron.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
B. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah ukuran kemampuan atom untuk menarik elektron luarnya, atau elektron valensi. Karena elekrton luar dari atom yang di gunakan untuk ikatan, maka keelektronegatifan berguna dalam meramalkan dan menerangkan kereaktifan kimia. Seperti jari-jari atom, keelektronegatifan di pengaruhi oleh jumlah proton dalam inti dan jumlah kulit yang mengandung elektron. Makin besar jumlah proton berarti makin besar muatan inti positif, dan dengan demikian terikan untuk elektron ikatan bertambah. Karena keelektronegatifan bertambah dari kiri kekanan untuk periode tertentu dari susunan berkala.
Panjang Ikatan dan Sudut Ikatan
Bila ada lebih dari dua atom dalam molekul, ikatan membentuk sudut, yang disebut sudut ikatan. Sudut ikatan bervarisi dari kira-kira 600 sampai 1800.
Kebanyakan
struktur organik mengandung lebih dari tiga atom, dan lebih bersifat
berdimensi-tiga dari pada berdimensi-dua. Rumus struktur terdahulu untuk
amoniak (NH3) menggambarkan satu teknik untuk menyatakan suatu
struktur dimensi-tiga. Ikatan garis (-) menyatakan ikatan dalam bidang kertas.
Baji padat (−−)menyatakan ikatan yang keluar dari kertas menuju pengamat; H
pada ujung yang lebar dari baji padat ada di muka kertas. Baji yang patah-patah
(−−−) menyatakan ikatan yang menunjuk ke belakang kertas; H pada ujung yang
sempit dari baji yang patah-patah ada di belakang kertas.
Energy Disosiasi
Bila
atom saling terikat membentuk molekul, energy dilepaskan (biasanya sebagai
kalor atau cahaya). Jadi, untuk molekul agar terdisosiasi menjadi atom-atomnya
harus diberikan energy. Ada
dua cara agar ikatan dapat terdisosiasi. Satu cara adalah karena pemaksapisahan
heterolitik (heterolytic cleavega) (yunani, hetero,”berbeda”),
dalam mana kedua elaktron ikatan dipertahankan pada satu atom, hasil pembelahan
heterolitik adalah sepasang ion.
Suatu
panah lengkung digunakan dalam persamaan-persamaan ini untuk
menunjukkan arah ke mana pasangan elektron bergerak selama pemutusan
ikatan. Pemaksapisahan hetereolitik dari HCl atau H2O2 elektron ikatan dipindahkan ke Cl atau O yang lebih elektronegatif.
Proses lain yang meungkinkan suatu ikatan terdisosiasi adalah pemaksapisahan homolitik (yunani, homo,”sama”). Dalam hal ini setiap atom yang turut dalam ikatan kovalen menerima satu electron dari pasangan yang saling berbagi yang asli. Yang dihasilkan adalah atom yyang secara listrik netral atau gugus atom.
Perhatikan
bahwa panah lengkung dalam persamaan-persamaan ini hanya mempunyai
separo kepala panahnya. Jenis panah seperti ini, disebut kait ikan, dan
digunakan untuk menunjukkan arah pergeseran dari satu elektron,
sedangkan panah lengkung dengan kepala lengkap digunakan untuk
menunjukkan arah pergeseran sepasang elektron.
Energy disosiasi memungkinkan ahli kimia untuk menghitung kestabilan relative dari senyawa dan meramalkan (sampai taraf tertentu) sebab-sebab reaksi kimia. Misalnya:satu reaksi yang akan dibahas kemudian dalam teks ini adalah khlorinasi metana, CH4:
CH4 + Cl2 --------> CH3Cl + HCl
Apakah reaksi ini eksoterm (melepaskan energi) atau endoterm (menyerap energi)? Reaksi dapat dipecah menjadi bagian-bagian komponennya dan dihitung dari energi disosiasi ikatan masing-masing, apakah energi akan dilepaskan atau diperlukan. Makin besar jumlah energi yang dilepaskan, makin menguntungkan bagi reaksi. (Perhatikan bahwa dalam persamaan ini, +ΔH menyatakan energi yang dimasukkan ke dalam reaksi, sedangkan - ΔH menyatakan energi yang dilepaskan)
Dari
perhitungan reaksi ini harus eksoterm. Apabila reaksi ini dilaksanakn di
laboratorium, didapatkan bahwa memang benar eksoterm.
Menurut
konsep Bronsted Lowry mengenai asam dan basa, suatu asam adalah zat yang dapat
memberikan ion hydrogen yang bermuatan positif, atau proton (H+).
Basa didefenisikan sebagai zat yang dapat
menerima H+. Meskipun dibahas mengenai “donor proton” dan
“akseptor proton”, dalam kimia organic digunakan panah lengkung untuk
menyatakan aksi electron. Karena itu, dalam persamaan berikut, suatu panah lengkung
digambarkan dari electron dari basa ke proton yang menerimanya.
- Asam dan basa kuat dan lemah
Asam lemah, sebaliknya hanya terionisasi sebagian dalam air.
Asam karbonat adalah asam anorganik yang lemah yang khas. Kesetimbangannya
letaknya jauh ke kiri karena H3O+ adalah asam yang lebih
kuatdan HCO3- adalah basa yang lebih kuat. Juga ingat kembali bahwa basa digolongkan sebagat kuat (seperti
OH-) atau lemah (NH3), bergntung pada afinitasnya
terhadap proton. Marilah kita tinjau sekarang beberapa senyawa organic yang
dapar berfungsi sebagai asam dan basa.
Amina adalah golongan senyawa organic
yang secara structural sama dengan ammonia: suatu amina mengandung atom
nitrogen yang terikat secara kovalen dengan satu atau lebih atom karbon dan
mempunyai sepasang electron menyendiri. Amina seperti ammonia adalah basa lemah dan mengalami reaksi
reversible dengan air atau asam lemah lainnya. (Penggunaan asam kuat mendorong
reaksi sampai berkesudahan) Senyawa organic yang mengandung gugus karboksilat adalah asam
lemah. Senyawa-senyawa yang mengandung gugus karboksilat disebut asam
karboksilat. Asam asetat, CH3CO2H, adalah contohnya.
Salah satu alasan untuk keasaman asam karboksilat adalah kepolaran ikatan O-H. Dengan
adanya basa, H+ ditarik dari gugus karboksilat dan terbentuklah
anion karboksilat, karena asam karboksilathanya asam lemah, reaksi ini tak
berlangsung sampai sempurna kecuali bila digunkan basa yang lebih kuat dari
air.
- Asam dan basa Konjugat
Di lain pihak, bila asam lemah atau sangat lemah, basa
konjugatnya adalah sedang kuatnya atau kuat, bergantung pada afinitas basa
konjugat untuk H+.
Jadi, bila kekuatan asam dari deret senyawa bertambah, kekuatan
basa dari basa konjugatnya juga berkurang.
- Asam dan basa lewis
Basa lewis adalah zat yang dapat
memberikan sepasang electron. Contoh dari basa lewis adalah NH3 dan
OH-, masing-masing mempunyai sepasang electron valensi yang
menyendiri yang dapat disumbangkan ke H+ atau semua asam Lewis lain.
- Tetapan Keasaman
K = konsentrasi produk dalam M
konsentrasi perekasi dalam M
Semakin terionisasi suatu asam, semakin besar nilai Ka karena
nilai dalam pembilang makin besar. Asam yang lebih kuat mempunyai nilai Ka yang
lebih besar. Setiap asam dengan Ka > 10 dianggap sebagat asam kuat. Seperti dalam hal Ph yang merupakan logaritma negative dari
konsentrasi ion hydrogen, maka pKa merupakan logaritma negative dari Ka. Bila
Ka semakin besar (asam yang lebih kuat) pKa menjadi lebih kecil, makin kecil
nilai pKa makin kuat asamnya.
- Tetapan kebasaan
Dengan bertambahnya kekuatan basa, nilai Kb bertambah dan nilai
pKb berkurang. Semakin kecil nilai untuk pKb, semakin berat basanya.
Materi yang anda berikan bagus tetapi kurang media gambar sebagai acuannya.
BalasHapusterimaksih atas sarannya. mungkin akan saya tambahkan media gambar agar menjadi lebih menarik
BalasHapusBlog anda sudah Bagus, tetapi saya ingin bertanya bisakah anada menjelaskan perbedaan secara rinci antara asam dan basa konjudat dan asam dan basa kuat dan lemah??
BalasHapusTerimakasih
apa yang mempengaruhi sehingga kekuatan asam dan basa bertambah ?
BalasHapusAssalamualaikum, saya ingin bertanya pada panjang ikatan di kalimat ini "Bila ada lebih dari dua atom dalam molekul, ikatan membentuk sudut, yang disebut sudut ikatan." Lalu bagaimana bila hanya dua atom?
BalasHapusSedikit menambahkan,Asam kuat adalah asam ya g pada dasarnya mengalami ionisasi sempurna dalam air. Asam kuat yang representatif adalah HCl, HNO3, dan H2SO4. Ionisasi dari asam-asam kuat ini adalah reaksi asam-basa yang khas. Asam HCl misalnya : memberikan proton kepada basa (H2O). Kesetimbangan terletak jauh kekanan (ionisasi sempurna dari HCl) karena H2O merupakan bassa lebih kuat dari Cl¯ dan HCl merupakan asam lebih kuat dari pada H3O+.
BalasHapusAsam lemah sebaliknya hanya terionisasi sebagian dalam air. Asam karbonat adalah asam anorganik lemah yang khas. Kesetimbangan letaknya jauh kekiri karena H3O+ adalah asam yang lebih kuat dari HCO3¯ adalah basa yang lebih kuat. Juga diingat bahwa basa digolongkan sebagai kuat (seperti OH¯) atau lemah (NH3) bergantung pada afnitasnya terhadap proton. Terimakasih