STEREOKIMIA
1. Konfigurasi Mutlak dan Relatif
Konfigurasi
molekul kiral yang dikenal adalah konvigurasi relative. Hal ini disebabkan
karena pada saat itu belum ada metode yang dapat digunakan untuk menentukan
konfigurasi mutlak senyawa yang bersifat aktif optik. Yang di maksud konfigurasi relative yaitu membandingkan penataan
atom-atom dari satu senyawa dengan senyawa yang lain.
Dalam menggunakan konfigurasi relative suatu molekul kiral, digunakan
gliseraldehida sebagai senyawa pembanding. Molekul gliseraldehida mempunyai
satu karbon kiral oleh karenanya mempunyai satu pasang entiomer. Satu
enantiomer memuat bidang polarisasi cahaya ke kanan (searah jarum jam), dan
dinyatakan sebagai (+)-gliserildehida. Enantiomer yang lain memutar bidang
polarisasi ke kiri (bertentangan dengan arah jarum jam), dan enantiomer ini
dinyatakan sebagai (-)-gliseraldehida.
D (dexter) berarti kanan dan L (leavus)
berarti kiri, untuk menetukan yang manakah dari kedua proyeksi fisher itu (D
dan L) yang memutar bidang polarisasi ke kanan (+) atau ke kiri (-), yaitu
konfigurasi D untuk (+)-gliseraldehida dan konfigurasi L untuk
(-)-gliseraldehida.
Contoh: enantiomer-enantiomer 2-butanol
2. Pemisahan Campuran Rasemik
Dalam hal ini yang di maksud campuran
rasemik yaitu merupakan suatu campuran yang mengandung sepasang enantiomer dalam
jumlah yang sama. Sepasang enentiomer itu adalah enantiomer R dan enentiomer S.
sebelum kita membahas mengenai cara pemisahan campuran rasemik perlu
kita ingat terlebih dahulu mengenai dua prinsip dasar isomer optik, yaitu:
- . Sepasang enantiomer memiliki sifat-sifat fisika (titik didih, kelarutan, dan lain-lain) yang sama tetapi berbeda dalam arah rotasi polarimeter dan interaksi dengan zat kiral lainnya.
- Sepasang diastereoisomer memiliki sifat-sifat fisika dan sudut rotasi polarimeter yang berbeda satu sama lain. Bahkan sering dalam bereaksi mengambil cara yang berlainan.
Dengan kata lain kita bisa memisahkan
campuran dua diastereoisomer dengan cara-cara fisika (destilasi, kristalisasi,
dan lain-lain). Namun, tidak bisa memisahkan campuran dua enantiomer dengan
cara-cara fisika, karena sepasang enantiomer memiliki properti fisika yang
sama. Kesimpulannya, kita dapat dengan mudah memisahkan campuran dua
diastereoisomer, tapi akan kesulitan memisahkan campuran dua enantiomer.
Dalam
laboratorium pemisahan fisis suatu campuran rasemik menjadi
enantiomer-enantiomer murni disebut resolusi (atau resolving) campuran rasemik
itu. Pemisahan natrium amonium tartarat rasemik oleh Pasteur adalah suatu
resolusi campuran tersebut. Enantiomer-enantiomer yang mengkristal secara
terpisah merupakan gejala yang sangat jarang, jadi cara Pasteur tidak dapat
dianggap sebagai suatu teknik yang umum. Karena sepasang enantiomer itu
menunjukkan sifat-sifat fisika dan kimia yang sama, maka tidak dapat dipisahkan
dengan cara kimia atau fisika biasa. Sebagai gantinya, ahli kimia terpaksa
mengandalkan reagensia kiral atau katalis kiral (yang hampir selalu berasal
dari dalam organisme hidup).
Suatu cara
untuk memisahkan campuran rasemik atau sekurangnya mengisolasi enantiomer murni
adalah mengolah campuran itu dengan suatu mikroorganisme yang hanya akan
mencerna salah satu dari enantiomer itu. Misalnya (R)- nikotina murni dapat
diperoleh dari (R)(S)- nikotina dengan menginkubasi campuram rasemik itu dengan
bakteri Pseudomonas Putida yang mengoksidasi (S)- nikotina tetapi tidak
(R)-enantiomer
Menurut saya materi yang saudari sampaikan terlalu singkat dan tidak dilengkapi dengan gambar.
BalasHapusmenurut saya materi yang anda posting sudah menarik dan cukup mudah untuk dimengerti, hanya saja akan lebih baik jika anda melengkapinya dengan gambar struktur yang mendukung penjelesan sehingga lebih mudah lagi untuk dipahami. terimakasih
BalasHapusmenurut saya materi yang anda postkan sudah bagus, tetapi pada bagiancampuran resemik hendaknya dijelaskan lebih konkrit lagi.
BalasHapus